Sekali waktu kita perlu meluangkan waktu untuk mengunjunggi wisata bersejarah yang ada ditanah air. karena selain untuk mengendorkan urat saraf, tentunya juga untuk mengetahui asal usul berdirinya bangunan bersejarah yang sangat banyak bertebaran hampir disemua kabupaten yang ada di Indonesia.Admin situs tips wisata murah merangkum dari beberapa sumber yang valid untuk di sajikan pada anda. Mari kita telusuri bersama Rangkuman info wisata masjid bersejarah berikut
Kalau anda berada di wilayah jakarta barat. sekali waktu luangkan waktu untuk sholat berjamaah di masjid kebun jeruk
yang berlokasi di jalan Hayam Wuruk No. 85, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kota Jakarta Barat. Tahun 90an lalu Admin situs tips wisata murah suka mampir, karena disana selain bisa sholat berjamaah, juga ketemu sama teman lama seperti gito rollies dan ustd agung soekarno kawan satu profesi di musik. Mengenai sejarah masjid tersebut, mari ikuti laporannya yang kami dapat dari sumber Direktori masjid Bersejarah dan Direktorat Urusan Agama Islam dan pembiaan Syari’ah, mari kita mulai
Masjid Jami Kebunjeruk Jakarta barat
Masjid yang dibangun tahun 1786 M oleh Chau Tsien Hwu ialah dari sebuah surau yang hampir roboh yang tidak ada catatan pendiriannya. Masjid ini kemudian dinamai Masjid Jami Kebon jeruk dengan luas 10 x 10 m2. Ruang ibadah utama berukurn 11,5 x 6 x 2,5 meter. Dihalaman ebelah timur masjid terdapat nisan berbentuk naga dengan tulisan huruf cina dan pertanggalan Arab 1792 M. Tahun ini merupakan tahun kematian Fatimah. Makam inilah yang memeberikan kesan keunikan tersendiri. Masjid ini telah mengalami renovasi beberapakali seperti tahun 1950 dmana dibuat perluasan pada keempat sisi masjid, tahun 1974 dilakukan perbaikan pada bagian-bagian yang rusak. Renovasi juga dilakukan pada tahun 1983 s/d 1986 dan terahir tahun 1998.
Sumber: Direktori masjid Bersejarah
Masjid Selo Kraton Yogyakarta
Masjid Selo merupakan masjid unik yang berada di sebelah timur kawasan Kraton Yogyakarta tepatnya di kawasan Sawojajar kelurahan Kadipaten. masjid ini sangat unik karena merupakan bangunan yang dibangun oleh Sultan HB I. Didirikan pada sekitran tahun 0789 bangunan masjid ini relatif kecil namun memiliki keunikan karena struktur bangunannya yang setipe dengan bangunan di kawasan taman sari yaitu berukuran ketebalan satu batu. Untuk sholat jamaah masjid ini bisa memuat sekitar 30-40 orang jamaah saja.
sumber: http://pariwisata.jogja.go.id/index/extra.detail/2220/masjid-selo.html
Massjid Al-Muhajirin Denpasar Bali
Al-Muhajirin berarti orang-orang yang berpindah dari yang dahulu melakukan perbuatan tercela menurut agama ke perbuatan yang baik yang diperintajhkan oleh Agama.
Masjid ini dibagun pada tahun 1201 Hijriah atas dasar ide H. Abdul Rahim asal Palembang. Awal mula didirikan masjid ini berukuran 7 x 7 meter, berlantaikan tanah, dinding dari anyaman bambu, beratapkan pelepah daun pohon ijuk dan jerami. Tahun 1265 H masjid ini dipugar dengan biaya sepenuhnya dari H. Abdul Gafar dari Palembang. Pada mulanya masjid ini tidak berfungsi seperti masjid lainnya. Setelah kedatangan ulama besar dari Palembang T.G.H. Abdul Ghani yang merubah peradaan umat Islam di Kampung Islam Kepaon. Asal usul munculnya kampung Islam Kepaon ditengah komunitas umat Hindu tidak diketahui secara pasti. Tetapi berdasarkan bukti sejarah pada suatu nisan kuburan kampung Islam di Kepaon, Upacara adat perkawinan, serta warisan seni, kemungkinan besar berasal dari suku bangsa melayu dan Bugis. Pada zamann kerajaan Bali selatan mereka singgah dan terdampar di pelabuhan Benoa Bali. Letak kampung Islam Kepaon secara geografis 10 Km dari lapangan udara I Gusti Ngurah Rai dan secara strategis keurang lebih 8 km dari pelabuhan Benoa Bali, tepatnya di Desa Pemogan, Kecamatan Denpsar Selatan, kota Denpasar.
Sumber: Direktori masjid Bersejarah dan Direktorat Urusan Agama Islam dan pembiaan Syari’ah
Masjid Sultan Amay Gorontalo
Masjid ini dibangun sekitar tahun 1495 M oleh Sultan Amay yang memerintah di Kerajaan Gorontalo pada tahun 1472-1550 M. Masjid ini dibangun dengan arsitektur yang unik, sebagaimana terlihat pada sudut-sudut bangunan. Luas bangunan induk 12 x 12 meter, yang kemudiann diperluas dengan penambahan pada ruang depan dengan ukuran 5 x 12 meter dan bagian utara ditambah 8 x 12 meter. Beberapa peninggalan sejarah yang masih dapat diliat ialah Al-Quran Tua dengan tulisan tangan, Buku Me’raji tulisan tangan dalam bahasa gorontalo degan huruf arab gundul, Makam Sultan Amay tepat dibawah Mighrab, makam para ulama masa tahun 1425-1495, Bedug tua terbut dari pohon Randu dan sumur tua yang tak pernah kekeringan dengan diameter lingkaran tengah berukuran sama dengan sumur zam-zam. Masjid ini disebut H. Unto asl dari Kota Gorontalo Hohuntonga yang berarti tempat berkumpul, lokasi masjid berada di kelurahan Biawu, Kecamatan Kota Selatan Gorontalo.
Sumber: Direktori masjid Bersejarah dan Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
Masjid Agung Sumedang
Masjid ini diperkirakan dibangun pertama kali tahun 1781-1828, pada masa pemerintahan Bupati Sumedang Pangeran Korner. Ketika masa pemerintahan pangeran Soeria Koesoemah Adinata dengan gelar Pangeran Sugih pada tahun 1836-1882 M masjid ini dipindahkan dari lokasi lama ke kampung Sukaraja ke lokasi baru dikampung baru diatas lahan wakaf dari R. Dewi Siti Aisyah. Pembangunan masjid di mulai tanggal 3 juni 1850 m dan diselesaikan tahun 1854 M dengan Imam pertama Penghulu R.H. Muhammad Apandi. Pemugaran yang telah dilakukan antara laindiwali pada tahun 1913 M oleh pangeran Aria Soeriaatmadja dengangelar Pangeran Mekah, kedua kalinya pada tahun 1962 M. Ketiga tahun 1982 da keempat tahun 2002 dan iresmika oleh gubernur Jawa BARAT TANGGAL 22 April 2003. Arsitektur masjid bercorak Cina, dengan jumlah tiang seluruhnya 166 buah, 20 buah jendela dengan ukuran tinggi 4 meter dan lebar 1,5 meter. Pada bagian depa terdapat ukiran kayu jati sebagai ornamen yang dibuat tahun 1850. Di masjid ini terdapat 3 buah beduk berukura panjang 3 meter dan diameter 0,6 meter. Menara azan utama berbentuk Limas isebut mamale dengan tinggi 35,5 meter. Mimbar terbuat dari kayu jati degan 4 tiang dan sudah berusia 120 tahun. Lokasi masjid ini berada di kelurahan Regol Wetan, kecamatan Sumedang Selatan, kabupaten Sumedang.
Sumber: Direktori masjid Bersejarah dan Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
Masjid Kramat Koto Tuo Pulau Tengah Kabupaten Kerinci
Masjid ini dibangun tahun 1896 M dengan lantai dari papan dan ijuk. Masjid ini tahun 1926 dipugar dengan mengganti lantai papan dengan semen dan atap dengan seng. Masjid dengan luas 27 x 27 M itu berdiri diatas tanah seluas 2.650 M2. berlokasi di desa Pulau Tengah, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci. Keunikan masjid ini ialah menggunakan pasak kayu, selain itu masjid ini dianggap keramat karena pernah terjadi kebakaran besar yang menghanguskan bangunan disekitarnya namun bangunan masjid tetap utuh dan tidak mengalami kerusakan apapun.
Sumber: Direktori masjid Bersejarah Departemen Agama RI
Masjid Sultan Suriansyah Banjarmasin
Dibangun sekitar tahun 1526-1557 M pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah-Raja Pertama Kerajaan Banjar, oleh Khatib Dayan seorang ulama besar dari Demak. Bentuk bangunan masjid ilah Panggung dan atap tumpang tiga yang diberi hiasan sungkul dan Jamang. Bangunan masjid ini berukuran 26,1 x 22,6 m diatas tanah berukuran 30 x 25 meter. Pemugaran pertama masjid ini ialah pada tahun 1976 oleh Kodam X Lambung Mangkurat dan yang kedua tahun 1978. Setelah pembangunan yang kedua inilah bangunan ini ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya yang dilndungi undang-undang. Masjid Sultan Suriansyah berlokasi di Kuin Utara, kota Banjarmasin.
Sumber: Direktori Masjid Bersejarah dan Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
Untuk wisata masjid berjerah kota kota lainnya, kalau anda masih berminat silahkan ikuti masjid masjid bersejarah wisata religi yang sudah kami terbitkan 11 bulan yang lalu. terima kasih, salam wisata keluarga indonesia
No comments:
Post a Comment